Blogger templates

Mengenal Derajat Keasaman (PH)


Kali ini penulis akan membahas masalah pH atau derajat keasaman yang merupakan salah satu faktor penting yang menurut penulis ikut berpengaruh dalam menunjang kesuksesan kegiatan pertanian dan perkebunan. 

A. Definisi

Secara bahasa, pH adalah singkatan dari potensial hidrogen, “p” singkatan potensial dan “H” adalah singkatan dari hidrogen. Dengan demikian, pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau tingkat kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. 

Secara istilah, pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.

Istilah “pH” pertama kali dikemukakan oleh ahli biokimia Denmark SPL Sorensen pada tahun 1909. Beliau menyebutkan bahwa pH adalah singkatan untuk “kekuatan hidrogen” di mana “p” adalah singkatan kata Jerman untuk kekuasaan, potenz, dan H adalah simbol unsur untuk hidrogen. H dikapitalisasi karena standar untuk memanfaatkan simbol unsur. Singkatan ini juga diberlakukan di Perancis, dengan pouvoir hidrogen menerjemahkan sebagai “kekuatan hidrogen”.

B. Nilai pH

Nilai pH tergantung pada suhu
Hal ini umumnya diasumsikan bahwa solusi yang netral memiliki pH 7.00. Dalam kebanyakan kasus itu adalah pendekatan yang sangat baik, tapi itu benar hanya untuk 25 derajat C. Jika peningkatan suhu di atas 25 derajat celcius,  pH larutan netral akan menurun di bawah 7. Dan jika penurunan suhu di bawah 25 derajat celcius, nilai pH akan meningkat di atas 7. 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa air murni itu bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali.

Skala logaritmik
Skala pH adalah skala logaritmik yang biasanya mempunyai nilai dari 1 sampai 14. Setiap nilai keseluruhan pH di bawah 7 (pH air murni) adalah sepuluh kali lebih asam dari nilai yang lebih tinggi dan masing-masing nilai keseluruhan pH di atas 7 adalah sepuluh kali lebih asam dibandingkan satu di bawah ini.

Misalnya, pH 3 adalah sepuluh kali lebih asam dari pH 4 dan 100 kali (10 kali 10) lebih asam daripada nilai pH 5. Jadi, asam kuat mungkin memiliki pH 1-2, sementara basa yang kuat mungkin memiliki pH 13-14. Sebuah pH dekat 7 dianggap netral.

C. Urgensi

Pengukuran pH sangat diperlukan dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.  

Dalam ilmu pertanian ukuran derajat keasaman akan menentukan kesuburan suatu tanaman. Kenapa demikian? Karena pH tanah sangat menentukan bisa atau tidak suatu unsur hara dalam tanah diserap oleh akar tanaman.

Tidak hanya pada pertanian dengan media tanah, kadar keasaman juga sangat berpengaruh pada pertanian dengan media air (hidroponik), sehingga pengukuran PH tidak bisa diabaikan dari segala jenis pertanian.

Larutan tanah dan larutan nutrisi hidroponik sekurang-kurangnya mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap penyakit.

Jika pH larutan meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada Ph antara 6,0 hingga 7,0.

Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik apabila tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai.

Contohnya, alfalfa tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 6,2 hingga 7,8; sementara itu kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6.

Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.

Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut.

Herbisida, pestisida, fungsisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman juga dapat meracuni tanaman itu sendiri. Mengetahui pH tanah, apakah masam atau basa adalah sangat penting karena jika tanah terlalu masam oleh karena penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida tidak akan terabsorbsi dan justru akan meracuni air tanah serta air-air pada aliran permukaan dimana hal ini akan menyebabkan polusi pada sungai, danau, dan air tanah

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, amin. Mari menghijaukan Indonesia!


Diolah dari : Berbagai Sumber

0 Response to "Mengenal Derajat Keasaman (PH)"

wdcfawqafwef