Saat
ini semakin banyak perdebatan mengenai mana yang lebih baik, apakah hasil
tanaman organik atau hidroponik. Perdebatan yang cukup kompleks dikalangan
masyarakat bahkan pelaku bisnis pertanian ini muncul karena semakin
tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan hasil pertanian yang aman dan baik
bagi manusia dan alam, yang bahkan kemudian paradigma ini kian menjadi tren.
Saat
ini masyarakat semakin tertarik dengan makanan yang berlabel organik. Bahkan
bukan hanya makanan sekarang ini segala sesuatu yang berlabel organik selalu
laris manis dan di cari orang dipasaran, Contohnya :beras organik, buah dan
sayur organik, kosmetik organik, shampo organik bahkan tas dan pakaian organik
menjadi buruan dan tren di masyarakat.
Apapun
yang dihasilkan melalui proses pertanian organik selama ini dianggap lebih aman
dan baik bagi manusia dan lingkungan. Tren organik membuat hasil pertanian
dengan label ‘organik’ memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil pertanian konvensional. Sebaliknya, hasil pertanian dengan cara
hidroponik justru mulai kehilangan pamor karena dianggap menggunakan
bahan kimia dalam proses pembuatan nutrisinya serta banyak menggunakan
bahan-bahan yang sulit terurai di alam, sehingga dianggap bertentangan dengan
semangat pertanian organik. Lalu apa pertimbangan yang membuat kita dan
masyarakat berasumsi bahwa sistem pertanian organik lebih baik bagi kita dan
lingkungan dibandingkan dengan pertanian konvensional atau hidroponik.
Saat
ini, banyak sekali perdebatan mengenai terminologi pertanian organik, apakah
semua tanaman yang berbasis dan ditumbuhkan melalui proses pemberian bahan
organik secara otomatis disebut atau berpredikat produk pangan organik?,
ataukah masih harus dilihat lagi seluruh proses budidayanya hingga pada
kandungan gizi yang menentukan kualitas dari tanaman itu sendiri? Lalu
bagaimana dengan aturan penanaman organik yang baik dan benar menurut kaidah
ilmu pertanian? Apakah semua produk yang di hasilkan dari sistem pertanian dan
berlabel organik ini menjamin keamanan bagi kita selaku konsumen?. Regulasi dan
definisi mengenai pangan organik masih belum seragam, bahkan berbeda di
masing-masing negara sehingga mungkin yang kita anggap sebagai prosuk organik
disini belum tentu dianggap organik di Negara lain karena memang belum ada
standard baku yang mengatur tentang hal ini yang disepakati secara
internasional.
Asumsi
masyarakat pada umumnya (terutama masyarakat menengah ke atas) sementara ini
adalah bahwa sistem pertanian organik dianggap lebih sehat karena bebas
pestisida kimia. Dalam pertanian organik sangat tabu menggunakan pestisida
kimia dalam pengendalian hama dan penyakitnya. Penggunaan pestisida nabati
dianggap ramah lingkungan dan tidak menyebabkan bahaya bagi manusiayang
mengkonsumsi hasil pertanian organik tersebut. Padahal produk pertanian yang
dihasilkan dengan sistem hidroponik yang tepat dan lingkungan yang terkontrol
dengan baik bahkan sama sekali tidak memerlukan pestisida kimia sehingga tentu
saja memiliki tingkat keamanan untuk dikonsumsi yang sama dengan hasil
pertanian dengan menggunakan sitem organik.
Pertanian
organik dianggap lebih ramah lingkungan, tidak menyebabkan penurunan kualitas
tanah, tidak
menimbulkan limbah pertanian yang berbahaya bagi lingkungan seperti residu
pestisida atau pupuk kimia yang dianggap merusak struktur tanah sehingga
kualitas lingkungan dan lahan pertanian jadi menurun.
Sistem hidroponik
tentu juga memenuhi kualifikasi seperti ini. Sistem hidroponik tidak akan
merusak tanah karena sistem hidroponik sama sekali tidak menggunakan tanah, dan
penggunaan nutrisi yang sangat presisi disesuaikan dengan kebutuhan tanaman
dalam budidaya hidroponik sehingga bila dapat dikelola dengan baik, sangat
kecil efek residu pupuk yang berbahaya di lingkungan kita.
Pertanian
organik dianggap memiliki kandungan gizi yang jauh lebih baik dan lebih sehat
karena menggunakan pupuk organik dan rasanya lebih renyah dan enak. Namun
demikian, hasil pertanian hidroponik juga masuk dalam katagori sehat dan
enak ini, bagaimana tidak? Dengan nutrisi yang sangat terkontrol sesuai jenis
tanamannya, membuat tanaman dapat tumbuh dengan optimal dan mendapatkan apa
yang dibutuhkannya dengan tepat sehingga menghasilkan tekstur dan rasa yang
renyah. Disamping itu, kandungan gizi dalam produk hidroponik sangat baik
karena nutrisi yang diberikan kepada tanaman dapat dikontrol sesuai kebutuhan
dan tidak berlebihan.
Pada
dasarnya unsur hara diserap tanaman dalam bentuk ion-ion, baik yang berasal
dari pupuk organik ataupun yang berasal dari nutrisi hidroponik sehingga
sebenarnya tidak berbeda apa yang masuk ke dalam tubuh tanaman tersebut dan
digunakan dalam proses fisiologisnya. Perlu diperhatikan juga bahwa terkadang
ketika dilakukan pengujian terhadap hasil pertanian organik, ternyata
produk pangan tersebut mengandung salah satu unsur yang berlebihan contohnya
adalah unsur nitrogen yang melebihi batas aman untuk dikonsumsi.
Adanya
kandungan unsur yang berlebihan pada hasil tanaman organik ini dimungkinkan
terjadi karena penggunaan pupuk organik yang berlebihan sehingga unsur tersebut
terserap tanaman dalam jumlah yang cukup banyak pula. Produk seperti ini
meskipun ditanam dengan sistem organik, tidak dapat di kategorikan dan
diberi label organik. Kondisi kandungan unsur berlebihan pada produk pertanian
sangat kecil terjadi apabila kita menggunakan sistem hidroponik sebab jumlah
unsur yang diberikan dapat kita modifikasi dan dihitung secara tepat agar tidak
berlebihan.
Selain
itu terdapat contoh kasus pada tahun 1995 di daratan Amerika sempat terjadi
wabah salmonella yang cukup berbahaya dimana setelah teliti ternyata berasal
dari tanaman organik yang menggunakan pupuk kandang ayam segar. Hasil dari
tanaman tersebut ternyata terkontaminasi bakteri yang menyebabkan sakit perut
parah pada konsumen yang mengkonsumsinya.
Dari
segi kandungan gizi pada produk pertanian, pada tahun 1994 sebuah tes pernah
dilakukan oleh kelompok investigasi dari Laboratorium Teknologi Tanaman
Universitas San Jose California, untuk mengetahui kandungan vitamin dan mineral
yang terkandung dalam hasil tanaman hidroponik dibandingkan dengan hasil
tanaman organik dan juga hasil tanaman yang dibudidayakan secara konvensional.
Kelompok tersebut melakukan penelitian terhadap tomat dan paprika yang
ditumbuhkan dalam ketiga kondisi tersebut, dan hasilnya menunjukkan bahwa
tanaman hasil hidroponik memiliki vitamin dan mineral yang secara signifikan
lebih tinggi dan sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia dibanding dengan pola
konvensional maupun organik.
Hal ini menunjukkan bahwa kalibrasi dan ketepatan
penggunaan unsur hara pada tanaman sangat menentukan tingkat optimalisasi
kandungan nutrisi pada hasil tanaman tersebut, bahkan disebutkan dalam
penelitian tersebut rasanyapun lebih enak. Ketepatan pemberian hara pada
tanaman adalah kunci dalam sistem hidroponik. Di Amerika sendiri penggunaan
sistem hidroponik secara komersial semakin meluas guna memenuhi kebutuhan
pangan masyarakatnya.
Satu
hal yang harus kita ketahui adalah bahwa sistem pertanian hidroponik juga
memungkinkan kita untuk tetap dapat menumbuhkan makanan kita meski dalam
kondisi terbatasnya lahan yang ada dan ini tidak dapat dilakukan dalam
pertanian organik. Disamping itu meskipun secara ekonomis pada awalnya
investasi yang dibutuhkan dalam penggunaan sistem hidroponik cukup besar namun
selanjutnya justru akan lebih murah, sebab tenaga kerjanyapun tidak perlu
terlalu banyak. Kerusakan tanaman juga dapat lebih minimalkan dan tentu
memiliki bentuk visual yang lebih menarik dan bersih baik tanamannya maupun
lingkungan, sehingga cukup baik dari segi estetika.
Namun
demikian masih ada pemahaman dari
beberapa kalangan bahwa sistem pertanian hidroponik masih dianggap kurang
ramah lingkungan karena dalam skala komersial masih banyak menggunakan
bahan-bahan yang tidak dapat didaur ulang seperti paralon, besi, dan bahkan
terkadang sisa air nutrisi hidroponik yang belum dikelola dengan baik malah
dapat menyebabkan pencemaran air apabila di lakukan dalam sekala besar.
Penggunaan unsur-unsur teknis kimia dalam perakitan nutrisi hidroponik menjadi
isu besar tersendiri yang menurunkan nilai jual produk hidroponik bila
dibanding dengan produk organik meski dari hasil penelitian kandungan gizi dari
hasil produk hidroponik tidak lebih buruk dari produk organik. Saat ini mulai
banyak percobaan penggunaan mineral-mineral organik yang digunakan untuk
perakitan nutrisi hidroponik sehingga diharapkan nantinya label organik juga
dapat diterapkan pada produk pertanian hidroponik.
Isu
utama dalam hal ini adalah bagaimana kemudian produk pertanian hidroponik dapat
di sejajarkan dengan tren pertanian organik yang ada saat ini. Tentu
semua produsen dan konsumen sangat paham bahwa trend organik ini akan terus
terjadi. Pada dasarnya kedua cara penanaman baik organik maupun hidroponik
sama-sama baik, dan apabila kemudian ditemukan perbaikan dalam penggunaan
peralatan dan perlakuan pada sistem pertanian hidroponik yang lebih
ramah lingkungan dan nutrisi yang lebih ‘organik’ tentu diharapkan hasil
produksinya dapat memiliki ‘image’ yang dapat disamakan dengan produk organik.
0 Response to "Hidroponik atau Organik?"
Posting Komentar